Tujuan Pendidikan Sains dan Teknologi
Membantu peserta didik mengenali diri sendiri dan lingkungan alam di sekitarnya
Tujuan paling dasar dari pendidikan sains dan teknologi adalah membantu peserta didik mengenali dirinya sendiri dan alam sekitarnya, serta bagaimana semua komponen alam saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain dalam suatu keseimbangan yang mengagumkan.
Untuk membantu peserta didik menyadari tentang dirinya dan keberadaannya di alam ini, pertama kali pendidikan sains dan teknologi harus mampu membantu peserta didik mengenali tubuh fisiknya sendiri dan bagaimana tubuh fisiknya tersebut bekerja.
Setelah itu, peserta didik juga diberi pemahaman tentang bagaimana bagian tubuhnya bekerja sesuai dengan hukum-hukum fisika dan kimia.
Melalui pendidikan sains dan teknologi, peserta didik juga diberi pemahaman bahwa proses di dalam tubuhnya dapat berlangsung dengan baik karena didukung oleh bahan-bahan yang tersedia di alam.
Pendidikan sains dan teknologi juga merupakan upaya membantu peserta didik mengenali alam di sekitarnya serta memahami dan menyadari posisi dan peranannya di alam.
Untuk membantu peserta didik mengenali alam sekitarnya secara lebih bermakna serta memahami keterkaitan dirinya dengan alam sekitar tersebut, pendidikan sains dan teknologi tidak cukup diselenggarakan secara formal di sekolah.
Pendidikan sains dan teknologi harus juga diselenggarakan di sepanjang waktu dan kehidupan para peserta didik, baik saat mereka masih menempuh pendidikan formal, maupun nanti setelah mereka sudah tidak lagi menempuh pendidikan formal.
Mewariskan sains dan teknologi
Tujuan penting lainnya dari penyelenggaraan pendidikan sains dan teknologi adalah untuk mewariskan seluruh elemen sains dan teknologi dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Elemen pertama yang harus diwariskan kepada peserta didik adalah produk ilmiah berupa pengetahuan. Pada zaman dahulu pengetahuan manusia masih berdasarkan mitos-mitos hasil imajinasi. Hujan badai, petir, kekeringan, dan peristiwa alam besar lainnya diyakini sebagai wujud kemarahan dewa. Manusia lalu melakukan tindakan-tindakan yang tidak masuk akal seperti memberi sesajen atau bahkan mengorbankan nyawa manusia kepada para dewa.
Berkat sains yang berhasil menjelaskan berbagai fenomena alam secara masuk akal dan dapat dibuktikan serta dipertanggungjawabkan, manusia mulai lepas dari mitos-mitos tersebut. Manusia kemudian mulai mengurangi bahkan menghilangkan kegiatan-kegiatan yang tidak masuk akal seperti pemberian sesajen kepada para dewa.
Pendidikan sains dan teknologi memiliki tujuan melepaskan peserta didik dari mitos-mitos yang menyesatkan tersebut, sehingga tindakan mereka menjadi lebih masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pendidikan sains dan teknologi Juga melatihkan prosedur menemukan pengetahuan ilmiah (metode ilmiah) serta menanamkan sikap-sikap ilmiah kepada peserta didik. Walaupun tidak semua peserta didik akan menjadi ilmuwan di kemudian hari, sikap ilmiah tetap penting untuk ditanamkan kepada mereka karena sikap ini dapat membantu mereka mengambil keputusan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Keterampilan melakukan prosedur metode ilmiah juga sangat penting dikuasai oleh peserta didik. Metode ini dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Terakhir, yang tidak kalah penting adalah pewarisan teknologi sebagai wujud dari penerapan pengetahuan ilmiah. Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi sangat penting dalam kehidupan manusia. Teknologi yang diwariskan ini dapat langsung digunakan dalam kehidupan, atau dapat pula diperiksa dan ditinjau kembali untuk ditingkatkan kualitasnya.
Mengembangkan sains dan teknologi
Sains dan teknologi tidak statis atau diam, melainkan sangat dinamis yaitu terus tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Pengembangan sains dapat berupa penggantian terhadap hal-hal lama yang sudah tidak relevan lagi atau sudah tidak didukung oleh bukti yang kuat.
Contohnya, gagasan Nicolaus Copernicus tentang heliosentris telah berhasil mengganti gagasan geosentris yang sudah lama dipercaya yang pertama kali diusulkan oleh ilmuwan Yunani bernama Ptolemeus.
Pengembangan sains juga dapat melengkapi kepingan lama yang memang belum lengkap. Contohnya, teori gravitasi yang dikemukakan oleh Newton dilengkapi oleh teori teori relativitas umum oleh Einstein.
Pengembangan sains juga dapat berupa penambahan hal-hal baru yang sebelumnya belum ada sehingga membuat batang tubuh pengetahuan sains dan teknologi semakin besar. Hal-hal baru yang kontroversial dan luar biasa banyak ditemukan di bidang biologi seperti rekayasa genetika yang pada awalnya tidak terdengar ilmiah melainkan lebih terdengar seperti sihir.
Pengembangan sains juga memunculkan berbagai bidang kajian maupun teknologi baru yang belum ada sebelumnya. Di bidang fisika, pada awalnya hanya ada fisika yang bersifat eksperimental, belum ada fisika yang bersifat teori. Akan tetapi, semenjak Einstein mengajukan teori relativitas khusus dan umum, para ilmuwan pun mulai mengembangkan fisika teori, terutama teori tentang alam semesta.
Tidak hanya sains, teknologi pun mengalami perkembangan. Dari waktu ke waktu teknologi manusia terus berkembang. Para perekayasa teknologi terus menerus memperbaharui teknologi yang digunakan untuk mempermudah aktivitas manusia menjadi lebih efektif dan efisien.
Pengembangan sains dan teknologi secara umum terjadi di institusi pendidikan yaitu di perguruan tinggi, baik di masa lalu maupun di masa sekarang. Di perguruan tinggi, para dosen, ilmuwan, atau profesor membagikan inspirasi, mengajak mengkritisi dan memeriksa produk sains dan teknologi sebelumnya. Setelah itu mereka mengajukan jawaban-jawaban yang lebih baik, lalu membuktikan jawaban tersebut melalui penelitian-penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.
Menjaga dan melestarikan alam
Kemajuan peradaban manusia juga berdampak negatif pada keseimbangan alam. Banyak kasus yang menunjukkan bahwa kemajuan teknologi industri malah menimbulkan pencemaran lingkungan.
Pendidikan sains dan teknologi juga merupakan upaya untuk menjaga kelestarian alam. Kemajuan peradaban tanpa diimbangi dengan keseimbangan alam hanya akan menimbulkan bencana yang mungkin saja dapat memusnahkan kehidupan manusia di muka bumi ini.
Salah satu aspek penting dari pendidikan sains dan teknologi adalah pendidikan konservasi alam. Pendidikan ini bertujuan menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam.
Pendidikan konservasi alam tidak cukup diselenggarakan secara formal di sekolah, melainkan juga melalui pendidikan informal di luar sekolah. Universitas Bengkulu telah mulai mengembangkan pendidikan seperti ini melalui pengembangan pusat konservasi kura-kura.
Pendidikan sains dan teknologi dapat pula didorong untuk menghasilkan teknologi-teknologi canggih yang dapat digunakan untuk memperbaiki atau mengurangi kerusakan alam serta mencegah kerusakan di kemudian hari.
Meluaskan cakrawala berpikir menuju kebijaksanaan hidup
Pendidikan sains dan teknologi, melalui produk yang dihasilkan serta proses yang dijalankan, dapat mendorong peserta didik memiliki wawasan yang luas serta cakrawala berpikir yang tidak terbatas. Semua itu dibutuhkan untuk menghasilkan manusia-manusia yang bijaksana, yang menyikapi segala sesuatu sesuai dengan porsinya.
Wawasan yang luas dapat mendorong kreativitas manusia menjadi tanpa batas. Wawasan yang luas juga dapat membuat seseorang menjadi rendah hati, karena menyadari bahwa keberadaannya sangat tidak berarti dibandingkan luasnya alam semesta yang dapat dipelajari dan dipahaminya.
Wawasan luas yang disajikan oleh sains juga dapat dijadikan dasar untuk merenungkan berbagai ajaran agama yang telah diyakini selama ini. Temuan sains yang skalanya sangat mendalam, besar, dan luas, terutama di bidang astronomi, kosmologi, astrofisika, dan fisika teori dapat dijadikan bahan perbandingan akan kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa seperti yang disampaikan melalui kitab suci.
Wawasan yang luas yang disajikan sains dapat menjadi penguat keimanan terhadap kebenaran ajaran agama dan keberadaan Tuhan. Pada gilirannya nanti, perilaku beragama menjadi tindakan yang bijaksana sehingga terwujudlah pribadi yang bukan hanya cerdas intelektualnya, melainkan juga cerdas spiritualnya yaitu memiliki sikap bijaksana dan rendah hati dalam menjalani kehidupan.
Penulis: Feri Noperman
ilustrasi: newatlas.com
Uraian lebih rinci dan lengkap dapat dibaca dalam buku Pendidikan Sains dan Teknologi
Komentar
Posting Komentar